Bahan Ajar Biologi Kelas XI Struktur dan Fungsi Organel Sel Prokariotik

Sel prokariotik adalah bentuk kehidupan mikroskopis yang sangat sederhana jika dibandingkan dengan sel eukariotik. Namun, jangan remehkan kesederhanaannya. Justru karena struktur yang minimalis, setiap bagian dari sel prokariotik memiliki fungsi vital dan efisien. Sel prokariotik ditemukan pada organisme seperti bakteri dan arkea.

Salah satu ciri utama sel prokariotik adalah tidak adanya membran inti. Materi genetiknya tersimpan di wilayah yang disebut nukleoid. Meskipun tanpa “ruangan” khusus seperti pada sel tumbuhan atau hewan, DNA ini tetap mampu mengendalikan seluruh aktivitas sel, mulai dari pembelahan hingga produksi protein.

Image 5
struktur sel prokariotik. sumber: Geograph88

Membran plasma berperan sebagai pengatur lalu lintas zat yang masuk dan keluar dari sel. Ia menjaga kestabilan kondisi dalam sel (homeostasis). Sementara itu, dinding sel di luar membran plasma memberikan perlindungan fisik. Menariknya, dinding sel bakteri tersusun dari peptidoglikan, suatu molekul unik yang menjadi sasaran utama beberapa jenis antibiotik seperti penisilin.

Karena itulah, struktur dinding sel menjadi kunci dalam pengembangan obat. Antibiotik tertentu mampu merusak peptidoglikan, sehingga dinding sel bakteri menjadi lemah dan akhirnya pecah. Namun, beberapa bakteri bisa mengalami mutasi atau memiliki enzim yang menghancurkan antibiotik tersebut, sehingga mereka menjadi resisten. Inilah salah satu alasan pentingnya memahami struktur sel prokariotik dalam dunia medis.

Image 6
penisilin. sumber: RRI

Di dalam sitoplasma, terdapat ribosom—organel kecil namun sangat penting. Ribosom berfungsi sebagai pabrik protein. Pada bakteri, protein yang dihasilkan sering berupa enzim-enzim yang bisa memecah berbagai substrat, misalnya selulosa atau lemak. Inilah sebabnya mengapa beberapa bakteri digunakan untuk membusukkan sampah organik atau bahkan menguraikan minyak di laut.

Selain DNA utama, bakteri sering memiliki plasmid, yaitu potongan DNA tambahan yang bisa berpindah antar sel. Plasmid sering mengandung gen yang memberi keuntungan bagi bakteri, seperti gen resisten antibiotik atau gen untuk membentuk toksin. Dalam bioteknologi, plasmid ini sering dimanfaatkan sebagai alat rekayasa genetika.

Layaknya semua sel, sel prokariotik seperti bakteri juga memiliki sitoplasma yang berupa air beserta zat terlarut di dalamnya. Sitoplasma ini menjadi tempat yang sangat penting untuk berbagai rekasi kimia yang dilakukan oleh sel. Di dalam sitoplasma juga terjadi reaksi pengolahan energi melalui respirasi.

Beberapa bakteri juga memiliki kapsul, yaitu lapisan lendir pelindung yang membuat mereka lebih tahan terhadap sistem kekebalan tubuh. Kapsul ini membuat bakteri sulit dikenali dan dihancurkan oleh sel darah putih, sehingga infeksi bisa bertahan lebih lama dalam tubuh manusia.

Flagela merupakan alat gerak yang menyerupai cambuk. Dengan flagela, bakteri bisa bergerak menuju sumber makanan atau menjauh dari zat berbahaya. Gerakan ini sangat penting untuk bertahan hidup, terutama di lingkungan yang berubah-ubah. Sementara itu, pili berfungsi untuk menempel pada permukaan atau melakukan pertukaran gen melalui konjugasi.

Seluruh bagian ini saling bekerja sama. Walaupun tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, atau organel kompleks lainnya, sel prokariotik tetap mampu tumbuh, berkembang biak, dan beradaptasi. Kesederhanaannya justru membuatnya tangguh dan efisien.

Dengan mempelajari struktur dan fungsi organel sel prokariotik secara menyeluruh dan kontekstual, kita bisa memahami bagaimana organisme mikroskopis ini bisa begitu memengaruhi kehidupan manusia—baik sebagai penyebab penyakit maupun sebagai solusi dalam bidang pertanian, lingkungan, dan industri.