Sel Prokariotik Tingkat Lanjut

Image 9

sumber: Harapan Rakyat

Sel prokariotik merupakan bentuk sel yang paling purba dan sederhana dalam hal organisasi struktural. Istilah “prokariotik” berasal dari bahasa Yunani: pro- (sebelum) dan karyon (inti), menunjukkan bahwa jenis sel ini belum memiliki inti sejati (nukleus). Meskipun demikian, kesederhanaan struktur ini tidak mengurangi kompleksitas fungsionalnya. Organisme prokariotik seperti bakteri dan arkea telah menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, termasuk hidup di lingkungan ekstrem dan mengembangkan mekanisme pertahanan terhadap antibiotik.

Ciri Umum Sel Prokariotik

Image 10
sumber: Kompas.com

Sel prokariotik umumnya berukuran kecil, antara 0,1 hingga 5 mikrometer. Struktur selnya tidak memiliki organel bermembran seperti mitokondria, nukleus, atau retikulum endoplasma. Namun, sel ini memiliki komponen-komponen struktural penting, seperti:

  • Membran plasma
  • Dinding sel
  • Nukleoid
  • Plasmid
  • Ribosom
  • Mesosom
  • Sitoplasma
  • Kapsul (pada jenis tertentu)
  • Flagela
  • Pili (fimbriae)

Setiap bagian memiliki fungsi spesifik yang terintegrasi secara sistemik, membentuk sel hidup yang efisien.

1. Membran Plasma

Image 11
sumber: Nursing Hero

Membran plasma adalah lapisan selektif yang membatasi sel dari lingkungan luar. Tersusun atas fosfolipid bilayer dengan protein integral dan perifer. Fungsi utama membran ini adalah:

  • Mengatur lalu lintas zat (nutrien, limbah, ion)
  • Menjadi tempat penempelan enzim metabolik
  • Menjadi lokasi utama untuk transpor aktif dan pasif

Pada bakteri, beberapa enzim respirasi dan biosintesis melekat pada membran ini karena ketiadaan mitokondria. Proses-proses seperti transport elektron dan sintesis ATP berlangsung di sini.

2. Dinding Sel

Image 12
sumber: Khan Academy

Struktur pelindung ini berada di luar membran plasma dan memberikan bentuk serta kekuatan struktural. Komposisinya tergantung jenis bakteri:

  • Bakteri Gram-positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal
  • Bakteri Gram-negatif memiliki lapisan peptidoglikan tipis + membran luar yang mengandung lipopolisakarida

Dinding sel sangat penting dalam dunia medis karena menjadi target utama antibiotik, misalnya:

  • Penisilin menghambat sintesis peptidoglikan
  • Vankomisin mengganggu perakitan dinding sel

Mutasi genetik atau pertukaran gen (via plasmid) bisa menyebabkan bakteri menjadi resisten, dengan menghasilkan enzim seperti β-laktamase yang menonaktifkan antibiotik.

3. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan semi-kental tempat berbagai proses metabolisme terjadi. Di dalamnya terdapat ribosom, nukleoid, plasmid, dan senyawa terlarut. Tidak seperti sel eukariotik, sitoplasma prokariotik tidak dibagi oleh membran internal.

4. Nukleoid

Image 13
sumber: JoVE

Nukleoid adalah wilayah tempat DNA utama berada. DNA prokariotik umumnya berbentuk sirkular dan tunggal, meskipun pada beberapa bakteri ditemukan DNA linier atau lebih dari satu kromosom.

DNA ini mengandung:

  • Gen housekeeping: gen yang mengatur fungsi dasar sel
  • Gen regulator: mengatur ekspresi gen lain
  • Gen adaptif: seperti gen resistensi atau enzim spesifik

Nukleoid tidak memiliki membran pelindung, sehingga proses transkripsi dan translasi dapat terjadi secara bersamaan, yang sangat efisien bagi pertumbuhan cepat bakteri.

5. Plasmid

Image 14
sumber: National Human Genome Research Institute

Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular, dan otonom (bisa menggandakan diri sendiri). Plasmid membawa gen yang:

  • Menambah ketahanan terhadap antibiotik
  • Menghasilkan toksin (contoh: E. coli penghasil enterotoksin)
  • Membantu metabolisme senyawa asing

Plasmid bisa berpindah antar bakteri melalui konjugasi, suatu bentuk pertukaran gen horizontal yang mempercepat evolusi mikroba.

6. Ribosom

Image 15

Ribosom prokariotik berukuran 70S, tersusun atas subunit 50S dan 30S. Fungsi utama ribosom adalah:

  • Membaca mRNA dan menyintesis protein
  • Menghasilkan enzim yang penting untuk metabolisme dan patogenesis
  • Membentuk protein membran dan eksotoksin

Antibiotik seperti tetrasiklin dan streptomisin bekerja dengan cara menghambat fungsi ribosom bakteri tanpa merusak ribosom eukariotik, sehingga selektif menyerang sel mikroba.

7. Mesosom

Image 16
sumber: shutterstock dan Aakash

Mesosom adalah invaginasi membran plasma yang membentuk lipatan-lipatan ke dalam sitoplasma. Struktur ini sempat dianggap sebagai artefak preparasi mikroskop elektron, tetapi beberapa penelitian menunjukkan fungsinya yang signifikan:

  • Tempat respirasi seluler: lokasi rantai transpor elektron pada bakteri aerob
  • Pembentukan dinding sel baru saat pembelahan biner
  • Replikasi DNA: membantu melekatkan kromosom ke membran untuk segregasi
  • Distribusi enzim yang diperlukan untuk biosintesis

Mesosom menjadi penting karena mengkompensasi ketiadaan organel bermembran seperti mitokondria.

8. Kapsul

Kapsul adalah lapisan lendir di luar dinding sel, tersusun atas polisakarida atau polipeptida. Tidak semua bakteri memilikinya. Fungsinya meliputi:

  • Melindungi dari fagositosis oleh sel imun
  • Membantu menempel pada permukaan (biofilm)
  • Menyimpan air saat lingkungan kering

Kapsul juga dapat meningkatkan virulensi, seperti pada Streptococcus pneumoniae.

9. Flagela

Image 17
sumber: EMBIBE

Flagela adalah struktur seperti cambuk yang berputar untuk menggerakkan sel. Komponen penyusunnya adalah protein flagelin, tersusun dalam tiga bagian:

  • Filamen (ekor utama)
  • Hook (penghubung)
  • Basal body (motor penggerak di membran)

Jenis gerakannya dapat bersifat monotrik (satu flagela), lofotrik (sekelompok flagela), atau peritrik (flagela di seluruh permukaan). Gerakan ini dikendalikan oleh sinyal kimia dari lingkungan (chemotaxis).

10. Pili dan Fimbriae

Image 18
sumber: Vedantu

Pili adalah struktur seperti rambut halus yang membantu:

  • Adhesi ke permukaan (pili tipe I)
  • Konjugasi untuk transfer plasmid (pili seks)

Fimbriae biasanya lebih pendek dan lebih banyak daripada pili, namun sama-sama penting untuk interaksi permukaan dan pembentukan biofilm, misalnya pada Neisseria gonorrhoeae.

Integrasi Fungsi dalam Kehidupan Bakteri

Seluruh komponen ini bekerja secara sinergis. Contohnya, bakteri yang hidup di usus menghasilkan enzim (dari ribosom) untuk memecah nutrisi kompleks, plasmidnya mungkin membawa gen untuk mengatasi antibiotik yang biasa ada dalam lingkungan tersebut, dan kapsulnya membuat bakteri tetap hidup menghadapi sistem imun.

Kemampuan adaptif ini menjadikan sel prokariotik sebagai fokus penting dalam:

  • Kedokteran (pengembangan antibiotik)
  • Bioteknologi (produksi insulin, pembersih minyak, pupuk hayati)
  • Ekologi (dekomposer, fiksasi nitrogen)

Struktur sel prokariotik memang tampak sederhana, namun fungsi setiap komponennya sangat kompleks dan efisien. Pemahaman mendalam mengenai organel seperti mesosom, ribosom, dan plasmid, serta konteks aplikasinya dalam ilmu medis dan lingkungan, sangat penting dalam pendidikan biologi modern. Pembelajaran berbasis struktur dan fungsi secara kontekstual tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap dunia mikro yang menjadi fondasi kehidupan.